Sekumpulan anak SMA ingin mencari popularitas di sosial media dengan cara mendatangi apartemen angker dan merekam kegiatan mereka di sana; begitulah gambaran singkat DreadOut (2019). Film arahan Kimo Stamboel ini merupakan adaptasi permainan daring berjudul sama keluaran studio Digital Happines. Adaptasi ini mengambil cerita dan fokus yang berbeda. Pada permainannya, Linda, sang tokoh utama, terjebak di sebuah kota tak berpenghuni dan menemukan sekolah misterius bersama teman dan gurunya. Linda sendiri memiliki kekuatan untuk melihat dan membasmi roh-roh jahat yaitu dengan ponselnya. Meskipun latar yang berbeda, film DreadOut (2019) tetap mempertahankan unsur-unsur seperti pada permainannya, ponsel Linda tetap menjadi senjata andalan untuk mengalahkan makhluk halus tersebut.
DreadOut (2019) menawarkan nuansa yang berbeda dengan film horor pada umumnya. Kita disuguhkan dengan visual fantasi yang menyerupai permainan, membuat film ini tak terkesan jauh dari induk adaptasinya. Bukan dengan jumpscare yang berlebihan, Kimo Stamboel menawarkan ketegangan dan rasa takut dengan latar, suasana, dan mimik makhluk halus yang mengerikan. Suguhan adegan gore seimbang dengan komedi yang –meskipun terasa sedikit garing dan gore– membuat DreadOut (2019) menjadi suguhan yang menarik. Di samping hal tersebut, efek visual yang disajikan pada film DreadOut (2019) masih terkesan kasar, beberapa di antaranya terletak pada penggambaran makhluk halus yang kurang ‘nendang’.
Sebagai sebuah film adaptasi, DreadOut (2019) menyuguhkan sesuatu yang segar. Dengan keberaniannya mengambil adaptasi dari permainan daring, DreadOut (2019) menjadi karya yang menarik. Silakan ditonton.
DreadOut (2019) dapat ditonton di Netflix.
Ditulis oleh Fu’ad Luthfi Wasistha | Disunting oleh vanis