Agus ingin menyembuhkan anaknya dari sebuah penyakit dengan mencari tujuh orang tumbal. Ia mencari tumbalnya dengan patokan sebuah cahaya merah pulung gantung –penanda orang akan bunuh diri. Pada suatu malam, Agus dihadapkan pada situasi mengejutkan yang mengantarnya ke garis hidup yang pahit.
Pemain
Freddy Rotterdam, Nunung Deni Puspitasari, Naura Quinta
Produser
Penulis dan Sutradara
LIHAT SELENGKAPNYA DATA PEMAIN DAN KRU
Pemain
Ikun Sri Kuncoro, Liek Suyanto, Tuminten,
Retno Yunitawati, Mirkoen Awaly
Produser Kreatif
Wahyu Agung Prasetyo
Penata Gambar
Ayunki Hikmawan
Penata Artistik
Rifat Satya
Penata Suara
Vhyan Octavyan
Penyunting Gambar
Helmi Nur Rasyid
ACHIEVEMENTS


NEWS & REVIEWS
Lamun Sumelang: Ketika Kematian adalah Kunci Bertahan
Apa yang akan kamu lakukan saat upaya menjaga nyawa orang tersayangmu hanya dapat dicapai dengan menghilangkan nyawa yang lain? Lamun Sumelang (2019) menggambarkan dilema atas pertanyaan tersebut dengan representasi tokoh Agus. Segala cara telah dilakukan Agus untuk menyembuhkan putri semata wayangnya, Ningsih. Ketika Sang Dukun berkata bahwa satu-satunya pertolongan untuk Ningsih adalah ia harus membunuh tujuh orang, Agus tak dapat menolaknya. Agus akhirnya melakukan upaya tersebut lewat orang-orang yang hendak bunuh diri melalui pulung gantung. Kemampuan Agus untuk dapat merespon orang-orang yang telah dibunuhnya membuat dilema yang ia alami menjadi semakin runyam.
Meski telah mendapatkan enam orang korban, keadaan Ningsih tak kunjung membaik. Marni, Sang Ibu, berniat menggantikan posisi Ningsing dengan mencoba membunuh dirinya dengan gantung diri. Agus yang selalu menantikan cahaya merah di langit –tanda pulung gantung– akhirnya berada di situasi bahwa ia harus membunuh istrinya sendiri. Tekanan keenam korban lainnya menambah kegentingan dalam suasana pertemuan Agus dan Marni di atas tebing yang curam.