Pada sebuah perjalanan menjenguk Bu Lurah di rumah sakit di kota, beberapa warga berdebat tentang siapakah yang akan mempersunting Dian –seorang kembang desa yang didekati banyak lelaki. Perjalanan tersebut menjadi penuh gosip dan petualangan.
Pemain
Siti Fauziah, Brilliana Desy, Angelina Punyk
Produser
Sutradara
LIHAT SELENGKAPNYA DATA PEMAIN DAN KRU
Pemain
Dyah Mulani, Luly Syahkisrani, Hardiansyah Yoga Pratama, Tri Sudarsono, Gotrek, Ratna Indriastuti, Stephanus Wahyu Gumilar
Penulis
Bagus Sumartono
Penata Gambar
Satria Kurnianto
Penata Artistik
Rifat Satya
Penata Suara
Aditya Trisnawan
Penata Musik
Redy Afrians
Penyunting Gambar
Indra Sukmana, Helmi Nur Rasyid
ACHIEVEMENTS
NEWS & REVIEWS
Indonesian Short Film Tilik Fights Female Stereotypes Instead of Reinforcing Them
Looking closely into Tilik’s narrative and the portrayal of its characters, women take centre stage in this film. UK film expert Steve Neale explains that stereotyped characters in film provide “a stable and repetitive structure of character traits”. The diverse cast of women in this film, from the notorious Bu Tejo to the mysterious Dian, offers varied and nuanced representations of women, thus disallowing a rigid portrayal of women in it. Hence, it can be said the stereotyping of women is largely absent from this film. In Indonesia, women tend to be portrayed in domestic roles or in marginal positions due the society’s strong patriarchal culture.
Tilik dan Bangkitnya Marwah Film Pendek
Angka 20 juta penayangan yang diraih Tilik membuka banyak kemungkinan untuk sebuah karya film pendek. Mulai tumbuh pada awal 1970-an, film pendek sering tak mendapat sorotan publik dan jamak dipandang sebagai batu loncatan sebelum sineas mengerjakan proyek panjang “sebenarnya”. Padahal, banyak sineas yang mendapat piala utama dalam berbagai festival bergengsi dunia dengan karya singkatnya. Sejumlah persoalan memperlambat proses produksi dan kesempatan film pendek bertemu dengan penonton. Momentum yang diciptakan Tilik patut dimanfaatkan untuk menyuburkan ekosistem perfilman pendek kita.
“Tilik” : à Java, Les Commérages ne Meurent Jamais
Le court-métrage Tilik [réalisé par le cinéaste indonésien Wahyu Agung Prasetyo] met en scène un groupe de villageoises qui partent rendre visite à une voisine hospitalisée en ville. Ne possédant pas de voiture, ces villageoises montent dans la benne d’un camion. En route, elles se répandent en commérages sur une jeune femme très belle de leur village qui n’est toujours pas mariée [le titre du film de trente-deux minutes est un mot indonésien signifiant “observer avec attention” ; à Java, le terme désigne aussi le déplacement d’un groupe de femmes pour aller rencontrer une amie].